Dunia hanya sesederhana tempat penitipan.
Nyawa hanya titipan.
Harta cuma titipan.
jabatan sekedar titipan.
titipan, berarti tidak abadi dan pasti dikembalikan. dikembalikan pada siapa? kepada Tuhan, subjek penitip. maka hidup kita tidak lebih dari sekedar 'sedang meminjam'. Wajarkah bila kita sombong dengan sesuatu yang bukan milik kita? Wajar kah bila kita menghamburkan pinjaman kita? rasional.
Lalu apa?
Ia mulai lupa akan gunung dan keringatnya, lupa akan titipan angan dari para
insan di sekitarnya, lupa akan janji dengan Tuhan nya, lupa akan segala pengorbanannya yang kini hanya jadi sia sia.
Jabatan, suatu wadah harapan yang berasal dari sekeliling kita, bukan suatu gengsi dan kehormatan. semakin kuat jabatan itu semakin tinggi pula tanggungjawab kita terhadapnya.
bayangkan lagi perjalanan panjang dan peluh keringat untuk sampai di puncak itu. bayangkan lagi bagaimana segalanya akan jadi sia-sia bila rasa percaya itu goyah dalam dirimu (juga aku). Bayangkan, entah bagaimana jadinya wajah pengharapan dari sekelilingmu (juga aku) yang berubah bengis kecewa tangis dan amarah.
Setelahnya, bayangkanlah apabila kau (juga aku) dapat melihat manfaat yang kita curahkan dari apa yang telah disebut 'jabatan'. bahwa kita bukanlah suatu yang sia-sia. bahwa kita ialah sesuatu yang berharga.
No comments:
Post a Comment